­Trinil Drama Horor Radio di Era ’80 Kembali di Populerkan Hanung Bramantyo Lewar Layar Lebar

Jakarta, Bicara jakarta.com

 

Kembalikan Tubuhku merupakan sebuah drama horor radio yang menjadi viral pada era 80-an. Kisah cinta segitiga antara seorang ibu, anaknya, dan seorang pemuda bernama Bagus Sujiwo mengarah pada sebuah pembunuhan sadis, menjadikan kisah tersebut tragis dan ironis pada masanya.

 

Kisah itu yang mendorong Hanung Bramantyo untuk kembali menyutradarai genre horor, merasa bahwa cerita ini masih relevan di era sekarang. Namun, Hanung tidak sekadar mengadaptasi drama radio itu ke dalam bentuk film, melainkan hanya mengambil inti kisah cinta antara Trinil-Kustirah dan Bagus Sujiwo.

 

Ini comeback Hanung Bramantyo di genre horor setelah 17 tahun. Kali terakhir, ia menggarap genre horor lewat Legenda Sundel Bolong pada 2007 yang kisahnya berlatar tahun 1965.

 

Kini Hanung Bramantyo, lagi-lagi bermain dengan latar sejarah, yakni dekade 1970-an.

 

Kala itu, Indonesia kali pertama memasuki fase pemilu dengan peserta 3 partai yakni PPP, Golkar dan PDI. Pada masa itu, situasi politik di Indonesia sedang memanas. Banyak terjadi pembunuhan di kalangan ulama.

 

Trinil dibintangi Carmela Van De Kruk, Rangga Nattra, Fattah Amin, Shalom Razade, dan Wulan Guritno. Naskahnya, dipoles Haqi Ahmad bersama Hanung Bramantyo.

 

Trinil yang diproduksi Dapur Film dan Seven Skies Motion mengisahkan pasutri Rara (Carmela Van De Kruk) dan Sutan (Rangga Nattra) yang siap memulai hidup baru setelah berbulan madu. Rara mewarisi perkebunan teh nan luas di Jawa Tengah milik William Saunder, ayahnya, seorang lelaki Belanda yang sangat mencintai Indonesia.

 

Sutan bekerja sebagai perawat di rumah sakit. Suatu malam, Rara merasakan ketindihan kala dia tidur. Padahal selama bulan madu, dia selalu nyenyak tidur di malam hari.

 

Sadar ada yang tak beres, Sutan minta bantuan Yusof (Fatah Amin), teman sekolahnya saat mereka di Penang, Malaysia, yang kini piawai menangani beragam kasus mistis. Mulanya, Rara menolak ide ini. Namun, teror makin mencekam.

 

Puncaknya, hantu kepala tanpa badan muncul dengan sebuah permintaan, “Trinil, balekno gembungku (kembalikan tubuhku).”

Jelang penayangan di bioskop pada 4 Januari 2024, para bintang lm Trinil berbagi bocoran seputar karakter yang mereka mainkan.

 

“Saya berperan sebagai Sutan. Dia perawat, seorang mantri, yang penakut banget,” Rangga Nattra menjelaskan.

 

“Selama syuting, untung ada Mas Hanung yang selalu mengingatkan dan menjaga (karakter)

saya di set. Dia selalu mengontrol, mengingatkan saya untuk balik lagi ke karakter,” imbuhnya.

 

Shalom Razade memerankan Ayu versi muda. Ayu versi dewasa dimainkan Wulan Guritno.  “Ayu ini dikuasai keinginan untuk menguasai segalanya. Jadi dia terobsesi untuk memiliki segalanya,” Wulan Guritno membocorkan.

 

Sementara Carmela Van Der Kruk menggambarkan Rara sang pewaris perkebunan teh sebagai karakter yang kompleks.

 

Banyak masalah dalam kehidupan internal maupun disekitarnya. Bagi mereka yang melewati masa kecil maupun remaja di dekade 1980 dan awal 1990-an, tentu familier dengan Trinil.

 

Trinil adalah lakon sandiwara radio yang meledak pada 1985. Suara rintihan, “Trinil, balekno gembungku,” yang ikonis berasal dari tokoh Mbok Suminten. Di eranya, popularitas Mbok Suminten menyaingi Mak Lampir dan Nini Pelet. Kini, saatnya para pencinta lm menjadi saksi kengerian Trinil di layar lebar. Dedy

Jasa Kelola Website

Tinggalkan Balasan

Kuliah di Turki