Oleh: Pangihutan Simatupang
Memperingati Hari Pers Nasional (HPN),
kesannya tentu senang dan bahagia, karena giat ini merupakan acara ulang tahun pers. Di sini akan berkumpul berbagai kalangan, khususnya yang berkaitan langsung dengan pers, terutama para wartawan dari berbagai media dari seluruh Indonesia.
Sebelum hari puncak, yakni tanggal 9 Februari, peserta akan diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan. Dari setiap giat yang digelar, kita bisa memilih seminar atau pelatihan, yang ingin diikuti, tentu semua memiliki kelebihan, dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan, yang jelas semua menambah pengetahuan.
Dari mulai manajamen media, perkembangan media, konvensi media, tentang kemerdekaan pers, dan hal lainnya yang berkaitan dengan pers. Demikian banyak hal yang dibahas, cukup variatif.
Saya bersama teman-teman sangat menikmatinya. Ada nilai tersendiri, bangga sebagai wartawan, memegang Kartu Pers. Bercengkrama dengan teman lainnya dari daerah lain yang juga memegang Kartu Pers.
Selesai mengikuti satu kegiatan, aku dengan santai mengatakan kepada teman sebelah kiri, supaya menulis beritanya. “Itu bahannya sudah cukup, bikin berita nanti ya,” kataku.
Lanjut pada acara lainnya, masih giat seminar terkait pers, aku juga meminta teman yang satu lagi agar membuat laporannya. Karena menurutku apa yang disampaikan Nara Sumber itu cukup menarik untuk diketahui masyarakat.
Sampai petang (tgl 8/2), sampai keesokannya (9/2), dan acara puncak HPN selesai, tulisan teman-temanku itu tidak pernah muncul di media siber-nya. Tapi aku tidak bertanya lagi, apalagi menyarankan untuk membuat tulisan. Namun ada sejumlah pertanyaan yang tersimpan, ‘kenapa mereka tidak menulis?’.
Beberapa lama hal itu berlalu, tapi pertanyaan itu berubah menjadi sebuah gagasan jitu. Sebagai wartawan yang giat di organisasi, dan sebagai Kepala Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI), aku merapatkan dengan teman-teman di SJI, gagasan membuat Pelatihan Jurnalistik SJI gratis setiap Kamis, sekali seminggu.
Semua teman setuju, dan program ini terlaksana, dengan pemateri dari personel SJI sendiri. Selanjutnya mulai mengundang para peserta, khususnya wartawan yang kita kenal. Peminatnya cukup banyak.
Dari pelatihan tersebut, pada hari pertama, pengenalan dan penjajakan kemampuan peserta, pada sesi simulasi ‘jumpa pers’ sejumlah peserta cukup mahir melontarkan berbagai pertanyaan kepada Nara Sumber, dan sesi bertanya selesai memuaskan.
Namun ketika masuk sesi penulisan berita, sebagian peserta mulai tampak gelisah, duduk mulai tidak tenang, lilrik kiri-kana. Hingga waktu pengumpulan hasil penulisan berita, cukup banyak yang tidak mengumpulkannya.
Sedangkan tulisan yang dikumpulkan, menurut tim pemeriksa, banyak sekali yang belum memenuhi standar penulisan berita.
Disimpulkan, peserta mengalami kelamahan dalam teknik penulisan berita, sehingga enggan untuk mengumpulkan karyanya.
Bagi yang mengumpulkan hasil karyanya, dinilai telah berupaya semaksimal mungkin, meski hasilnya belum memuaskan, tapi peserta inilah yang terus ikut pelatihan, dan sampai mereka bisa mengatasi kelemahan dalam penulisan berita.
Ini catatan HPN di Sumatera Barat (Padang), yang melahirkan semangat untuk memberikan dan menyumbangkan apa yang kita tahu kepada teman-teman yang belum tahu, khususnya tentang teknik dasar penulisan berita.
Meski saat ini tidak lagi menjadi Kepala SJI di PWI Provinsi DKI Jakarta, namun semangat untuk memberikan pelatihan Dasar Jurnalistik tetap harus ada, bisa melalui media yang ada, agar kreativas menulis teman-teman tidak terhambat karena lemahnya merangkai kata, dan menyampaikan fakta melalui berita.
Saya masih ingat perkataan bang Atal, sebelum menjadi Ketua Umum PWI, beberapa tahun lalu di sekretariat PWI DKI Jakarta, menulis itu tidak sulit, ingat saja Subjek, Predikat dan Objek. “Sudah itu dasarnya,” katanya di sela-sela UKW yang digelar di tempat ini.
Dan hari ini, Selasa (9/2/2021), puncak HPN 2021 di DKI Jakarta, meski dengan virtual, tapi Semangat Pers tidak akan pernah padam, termasuk semangat para wartawan senior yang menguasai teknik penulisan berita, tidak sungkan-sungkan untuk memberikan pelatihan dan memberi pencerahan kepada wartawan/jurnalis yang memang membutuhkannya.
Selamat HPN 2021***