Usia Senja, Semangat Jurnalis “Kong Jaya” Tak Terlindas Waku

Usia Senja, Semangat Jurnalis “Kong Jaya” Tak Terlindas Waku

Oleh: Pangihutan Simatupang

Hampir menjelang pukul 17.00 WIB, aku masih berkutat di depan komputer membuka-buka isi email dari sejumlah wartawan, namun tidak menemukan laporan dari Jaya Hidayat atau yang akrab disapa Kong Jaya.

Padahal harusnya sebelum pukul 17.00 WIB pengiriman laporan sudah masuk ke email redaksi. Itu aturan di koran Harian Sentana, di mana Kong Jaya sebagai wartawan dan saya sebagai redaktur yang menangani desk kota, harus cepat membuat keputusan, dan menganggap Kong Jaya tidak mengirim laporan, selanjutnya saya menyelesaikan Halaman Kota tanpa laporan Kong Jaya.

Tentu sedikit kecewa karena tidak ada laporan dari Kong Jaya, karena hasil liputan pria yang sudah puluhan tahun bergelut jadi pewarta ini, tidak memakan waktu lama mengeditnya, sehingga proses pengolahan di redaksi terbantu.

Setelah selesai mengerjakan halaman kota dan halaman lainnya yang menjadi tanggung jawab, santai sebentar, tiba -tiba, ada pesan di HP saya dari Kong Jaya, yang isinya menyampaikan bahwa dirinya tidak mengirim laporan karena sedang tidak enak badan alias sakit.

Benar, seperti apa yang aku pikirkan sebelumnya, pria yang sudah berusia senja ini tidak membuat laporan,  kemungkinan besar disebabkan halangan serius atau sakit. Maklum usia di atas 70 tahun, sakit-penyakit kerap bereaksi. Yang jelas aku tahu, Kong Jaya memiliki “Etos Kerja Tinggi”. Hal ini selalu ditunjukkannya. Kerja keras, rajin dan selalu mencari informasi update serta menggali informasi yang dibutuhkan masyarakat, untuk menjadi bahan laporannya. Bahkan sejumlah wartawan muda sering mencari tahu dan meminta informasi dari wartawan “lawas” ini.

Namun semua itu terjadi beberapa tahun yang  lalu. Koran Harian Sentana sudah berlalu, dan kami pun masing-masing berlalu menempuh jalan baru.

Aku membuka media baru bersama teman-teman lama dan yang baru, dengan era media baru. Namun Kong Jaya tidak ikut membaur.

Belakangan, informasinya sahabat ini sering sakit sehingga tidak pernah lagi ke lapangan. Sedangkan aku lebih dominan berada di rumah, bekerja dari rumah, Work From Home (WFH), kecuali ada jadwal pelatihan jurnalistik, giat lain yang aku geluti belakangan ini. Sehingga kami bertahun-tahun tidak pernah lagi berdiskusi, mengulas informasi yang sedang berkembang, dan “Guyon” sambil tertawa, dan mendengar anekdot-nya yang kerap menggelitik. Memang  sekali-sekali kami saling kirim pesan lewat ‘dunia maya’.

Namun, sekitar sebulan lalu, Kong Jaya menghubungi aku, menyampaikan ingin turun lagi ke lapangan untuk melakukan peliputan di wilayah Jakarta Barat, serta mau bergabung di media yang aku pimpim saat ini.

Pewarta yang sudah puluhan tahun menjadi jurnalis dan ‘ngepos’ di kantor Wali Kota Jakarta Barat tersebut mengatakan dirinya sudah sehat dan ingin berkarya lagi seperti dulu.

Rupanya, usia yang sudah melampui kepala 7, bukan menjadi penghalang.

“Saya akan turun ke lapangan lagi, saya nanti hubungi pak redaktur,” katanya,  memang dia selalu menyapa aku dengan panggilan seperti itu. Namun sampai tulisan ini tayang, Kong Jaya sahabatku, belum menghubungi aku.

Timbul pertanyaan, apakah Kong Jaya benar-benar mau, dan akan eksis lagi?.

Tetapi, itu bukan hal yang utama, yang patut dihargai adalah semangat Jurnalis-nya yang tidak pernah padam. Usia boleh senja dan waktu terus melaju, namun itu tidak bisa melindas semangatnya.

Salam hangat kawan, aku tetap mendukungmu.

Penulis: Pembina Grup Media Bicarajakarta

 

 

 

 

Jasa Kelola Website

Tinggalkan Balasan

Kuliah di Turki