Covid-19 telah dideklarasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Wabah Pandemi. Seluruh dunia dibuat ketakutan atas kehadiran virus yang bermula dari Wuhan di China ini. Indonesia menjadi salah satu negara yang tidak luput dari terjangan Covid-19. Pemerintah kemudian menetapkan Covid-19 sebagai bencana nonalam nasional, dan sudah memberlakukan keadaan darurat kesehatan untuk menekan laju penyebarannya.
Banyak sektor yang terdampak Covid-19 seperti kesehatan, transportasi, perdagangan dan lain-lain, termasuk juga sektor pendidikan. Dampak Covid-19 terhadap sektor pendidikan memberikan efek berantai pada sektor lain.
Ekonomi yang terkait dengan industri pendidikan juga tidak berputar. Belanja siswa, guru, mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan juga merosot tajam karena sekolah dan kampus diliburkan serta proses belajar mengajar dilakukan dari rumah secara online.
Program Merdeka Belajar
Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang program Merdeka Belajar hendaknya dimaknai sebagai peluang untuk menumbuhkembangkan kreativitas yang terkait dengan inovasi pembelajaran. Guru dan dosen sebagai pilar strategis harus terus mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik.
Sebagai contoh, kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi pada umumnya masih berlangsung secara konvensional, dimana proses perkuliahan dilakukan di dalam ruang kelas, bersifat satu arah dari dosen kepada mahasiswa dan boros dalam penggunaan energi fosil. Model pembelajaran seperti ini tidak banyak berdampak pada peningkatan eksplorasi minat dan pemahaman mahasiswa.
Kuliah konvensional tidak mendorong minat mahasiswa untuk berkreasi menumbuhkembangkan kemampuan mereka, karena secara psikologis mahasiswa berada dalam posisi yang tidak bebas dan rileks. Mahasiswa harus disuguhkan dengan suasana kuliah yang menyenangkan dan diposisikan tidak dalam suasana yang tertekan. Suasana yang variatif dan rileks diharapkan dapat membantu mengoptimalkan daya serap materi yang disampaikan oleh dosen kepada mahasiswa.
Covid-19 mendorong pembuktian bahwa kebijakan program merdeka belajar merupakan sebuah gagasan besar dan cerdas. Pembelajaran online dapat dimaknai sebagai suatu bentuk implementasi merdeka belajar. Siswa dan guru serta mahasiswa dan dosen bersama-sama menyepakati model pembelajaran online yang paling layak dan menyenangkan untuk diaplikasikan. Selain terbangun demokrasi dalam kegiatan pembelajaran, para pihak juga menikmati proses ini.
Pelajaran dan Hikmah di Balik Pandemi COVID-19
Sektor pendidikan merupakan sektor yang unik karena menjadi sektor terdampak langsung maupun tidak langsung akibat Covid-19. Menjadi sektor terdampak langsung karena akibat Covid-19 membuat belanja siswa, guru, mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan merosot tajam yang berdampak pada perputaran uang terkait aktivitas sektor pendidikan.
Banyak pertemuan ilmiah baik tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional mengalami penundaan. Meskipun begitu industri pendidikan diproyeksikan mampu bersinerji melakukan peran sebagai penghela pemulihan ekonomi pasca Covid-19 melalui bergairahnya kembali industri MICE (Meeting, Incentive , Converence dan Exhibition). MICE merupakan bisnis yang terus mengalami pertumbuhan.
Sementara itu dampak tidak langsung Covid-19 terhadap sektor pendidikan terjadi pada kegiatan pembelajaran. Meskipun aktivitas proses belajar-mengajar tetap dilakukan, tetapi guru, siswa, dosen dan mahasiswa tetap berada di rumah. Belajar dan kuliah dari rumah dapat dimaknai sebagai salah satu wujud merdeka belajar. Guru dan siswa serta mahasiswa dan dosen bersama-sama mengembangkan inovasi pembelajaran yang menyenangkan untuk semua.
Disamping menumbuhkan kreativitas dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran online, proses pembelajaran dengan metode ini juga dapat merangsang pengembangan kreativitas siswa dan mahasiswa karena ketiadaan sekat secara fisik antara guru dan siswa serta antara dosen dan mahasiswa. Siswa dan mahasiswa secara psikologis lebih merdeka menerima materi pembelajaran maupun berimprovisasi dalam mengemukakan pendapat. Covid-19 mampu mendorong transformasi tatanan baru dalam proses pembelajaran.
Kesehatan Bumi
Beban bumi dari waktu ke waktu semakin berat karena berbagai bentuk pencemaran. Pembelajaran secara konvensional yang mengharuskan adanya tatap muka secara fisik antara guru dan siswa serta dosen dan mahasiswa berkontribusi terhadap peningkatan pencemaran.
Mobilisasi menuju sekolah dan kampus dengan menggunakan kendaraan bermotor menjadi sumber polusi udara, kebisingan dan kemacetan. Polusi udara yang meningkat berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Untuk itu, pasca Covid-19 perlu dipertimbangkan menerapkan proses pembelajaran online dari rumah secara berkala sebagai upaya nyata menyehatkan bumi, terutama di kota-kota besar.
Skema yang bisa ditempuh adalah dengan memberlakukan pembelajaran online dari rumah dua kali dalam satu semester pada tahap awal implementasinya. Pada tahapan berikutnya, dapat dilakukan dalam rentang waktu sebulan sekali.
Melalui kegiatan pembelajaran dari rumah secara online, sektor pendidikan telah berkontribusi nyata dalam membantu menyehatkan bumi. Segala dampak negatif terhadap lingkungan bumi yang ditimbulkan jika kegiatan pembelajaran berlangsung secara konvensional di sekolah ataupun di kampus, merosot drastis. Pencemaran karena polusi udara, polusi suara, kemacetan mengalami penurunan yang signifikan.
Pada peringatan hari bumi kali ini yang jatuh pada tanggal 22 April 2020, bumi akan lebih menikmatinya karena telah diberikan kesempatan untuk memulihkan diri dari berbagai dampak dan tekanan akibat kerusakan yang dilakukan oleh manusia. Covid-19 memberikan pelajaran berharga kepada kita semua bahwa bumi sebagai planet tempat kita berpijak sekali waktu juga akan menuntut relaksasi untuk memulihkan diri dengan caranya sendiri.*
Oleh: Dr.Ir.Ishak Tan, M.Si
Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti; Pegiat Lingkungan