Jakpus: bicarajakarta.com
Menghadapi pandemi global Covid-19 yang tengah melanda dunia dan khususnya di Indonesia, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) yang berada di 30 provinsi dan 400 Kabupten/Kota, terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat, untuk mengadakan bantuan dan langkah konkret.
“Misalnya, yang dilakukan di Sumatera Selatan dan Kepulauan Riau, kita memberikan bantuan dana ke pemerintah setempat. Kita juga mengadakan pengadaan Polymerase Chain Reaction (PCR), 5000 pieces Alat Proteksi Diri (APD), 10 ribu pieces, alat RapidTest, masker, sarung dan safety boots untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat,” ujar Ketua Umum Pusat PSMTI David Herman Jaya saat diwawancara di Jakarta, Minggu (22/3/2020).
Dikatakan David, saat ini PTSMI sedang menyiapkan bantuan berikut di Prov. Riau, Sumatera Utara, Makassar dan dan DKI Jakarta.
“PSMTI berkoordinasi dalam pengadaan pembelian alat proteksi diri maupun asupan makanan dan gizi vitamin kepada dokter, perawat yang berada di Garda depan. Kita juga melakukan bantuan untuk program rapid test yang akan digalakkan dalam waktu dekat ini. Gerakan PSMTI didasari atas kebutuhan dan perlindungan diri ini adalah langkah-langkah terbaik agar penyebaran Covid-19 mampu di minimalisir. Dengan melakukan langkah langkah tersebut bangsa Indonesia segera pulih dari penyebaran virus corona,” terang David.
Sebagai ketua PSMTI, dirinya mengimbau kepada masyarakat dan juga keluarga besar PSMTI se- Indonesia, terus meningkatkan kewaspadaan, tidak usah panik karena panik hanya akan memperburuk keadaan, tak menguntungkan diri sendiri, dan tidak salah dalam mengambil keputusan, serta hadapi semua dengan bijak.
Tetap tenang dan tidak panik, serta lebih meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing. Dengan selalu mengikuti informasi dan imbauan resmi yang dikeluarkan pemerintah. Apabila dalam keadaan mendesak dan tidak dapat dihindari, kegiatan yang melibatkan banyak orang, dilaksanakan dengan tetap menjaga jarak dan wajib mengikuti prosedur pemerintah, terkait pencegahan penyebaran Covid-19.
“Tidak melakukan pembelian atau menimbun kebutuhan bahan pokok, maupun kebutuhan masyarakat lainnya secara berlebihan, serta tidak terpengaruh dan menyebarkan berita-berita dengan sumber tidak jelas yang dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,” imbuhnya.
Terkait masalah peribadatan, David menyarankan PSMTI provinsi agar selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat dalam peribadatan massal, khususnya dalam menghadapi ritual sembahyang kuburan (Cheng Beng) agar memperhatikan imbauan pemerintah.
“Misalnya, selalu memperhatikan sosial distancing (menjaga jarak), hal ini bukan berarti mengecilkan ritual yang sudah berumur ribuan tahun, tapi demi keselamatan diri dan orang lain. Ritual sembahyang juga bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada” jelas David lagi.
Juga kepada pengusaha Indonesia, David berharap bisa menjaga ketersediaan pasokan. Situasi seperti ini harus dilihat sebagai sarana untuk memupuk sarana solidaritas, tidak mencari keuntungan, serta mengatasi kelangkaan barang dan tetap menyediakan barang dengan harga terjangkau.
“Pengusaha harus peduli dengan situasi perekonomian Indonesia. Berdagang dengan kebijakan ajaran Confusius, yakni kesempatan kita untuk mengabdi sesuai 5 prinsip yang diajarkan, yakni, gigih berjuang apapun keadaannya, kemurahan jiwa, ketulusan, kesungguhan hati dan kebaikan,” pungkasnya.
Penulis: Deddy Haryadi