Jakarta BIJAK
Para “peramal” Kabareskrim baru Polri pada “kecele”. Munculnya nama Komjen Drs. Agus Andrianto, S.H. (Akpol 1989) dan mutasi bintang tiga lainnya, membuktikan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo lebih mengutamakan harmoni di ‘teras utama’ Polri.
“Banyak yang berspekulasi pengganti Sigit sebagai Kabreskrim adalah teman seangkatannya atau wakilnya, tapi pada ‘kecele’,” kata pengamat kepolisian dan budaya, Suryadi, M.Si, Jumat (19/2/21) di Jakarta.
Dalam Surat Telegram (ST) No. ST/318/II /2021 tanggal 18 Februari 2021, Kapolri juga memutasi sejumlah jenderal bintang tiga, namun tetap dalam lingkar Wakabereskrim.
Bahkan, Wakabareskrim Irjen Pol Wahyu Hadiningrat dimutasi menjadi Asrena Kapolri.
Satu-satunya Kapolda (Papua) yang masuk dalan lingkar teras Polri menjadi bintang adalah Irjen Pol Paulus Waterpau (Akpol 1987). Pria yang tak lama lagi 58 tahun ini dipromosi menjadi Kabaintelkam menggantikan Komjen Pol. Dr. Rycko Amelza Dahniel (1988B) yang bergeser menjadi Kalemdiklat Polri.
Sementara Kalemdiklat Komjen Pol. Arief Sulistyanto bergeser ke Kabaharkam menggantikan Agus Andrianto yang menjadi Kabareskrim menggantikan Sigit.
Dari mutasi tersebut, tergambar jelas, Sigit bukan orang yang suka “kejutan-kejutan”. “Meski tegas, ia tetap dengan ciri “ke-Jawaannya”. Dia ‘dingin’ dan lebih memilih perubahan yang harmoni,” kata Suryadi.
Dilantik Rabu, 27 Februari 2021, dia tidak menggebu-gebu melakukan mutasi. Baru sekitar 21 haru kemudian ia lakukan.
Salah satu ciri kepemimpinan pada pemimpin “nan Jawa”, kata Suryadi, adalah tidak ingin adanya gejolak.
Perubahan haruslah tetap membawa keselarasan, keseimbangan dan ketenangan.
Harus diakui senioritas dan junioritas berdasarkan tahun kelulusan Akpol, diam-diam masih berlangsung di Polri. Hal ini, lanjutnya, butuh waktu untuk mengubahnya sejalan dengan “penyehatan politik pengkariran dan profesionalitas”.
Oleh karena itu, bagi Sigit yang tergolong paling junior dengan kepangkatan dan jabatan tertinggi di Polri, ia butuh lingkungan yang harmoni dan kondusif bagi penataan struktur dalam organisasi Polri secara berkelanjutan.
“Intinya, Sigit bukan orang yang menggebu-gebu, namun sebagai pemimpin ia paham urgensi,” urai Suryadi.
Redaksi