Jakarta, BIJAK
Kesigapan Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam menangani dua bencana yang berdekatan, kecelakaan pesawat Sriwijaya Air serta bencana longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, menerbitkan empati kalangan pegiat sosial. Menurut mereka, tak hanya menunjukkan tanggung jawab yang besar dalam tugasnya dengan segera terjun ke dua lokasi, di lokasi pun Risma menunjukkan sifat welas asih yang sulit ditutupi.
Hal tersebut, kata aktivis sosial Lembaga Swadaya Masyarakat Berhuma, Khoirul Anam, terlihat manakala Mensos Risma dihadapkan dengan dua bencana beruntun yang menyita perhatian publik secara nasional. Yang pertama, kecelakaan pesawat Sriwijaya Air, kemudian disusul bencana longsor yang menewaskan setidaknya 13 orang dan 27 lainnya hilang belum ditemukan.
“Di lokasi, Bu Risma tak hanya cekatan dan trengginas, melainkan pula penuh welas asih,” kata Khoirul.
Aktivis sosial itu mengingatkan, manakala sampai di Sumedang, hanya beberapa jam sebelumnya Risma pun memenuhi tanggung jawabnya, tak hanya datang ke posko utama di Bandara Soekarno-Hatta, guna menenangkan dan menyatakan simpati kepada keluarga korban. Di posko utama Bandara Soekarno-Hatta Risma pun memastikan keberadaan petugas pemberi layanan psikologis untuk keluarga korban.
“Tampaknya, sebagai seorang perempuan, seorang Ibu, Risma terpikir untuk memberikan pelayanan seperti itu,” kata Khoirul.
Sementara saat di Sumedang, Risma yang tak canggung wara-wiri di jalanan becek akibat longsoran, memimpin langsung proses penanggulangan, termasuk memberikan bantuan untuk para korban, mendirikan tenda darurat dan dapur umum.
“Itu membuat para korban longsoran dipastikan tak akan kesulitan makanan dan kebutuhan dasar lainnya,” kata Khoirul. Ia juga menunjuk beberapa berita di media massa, tentang sisi-sisi kemanusiaan yang terjadi, termasuk menyoal jas hujan dan sepatu boots Risma yang keduanya kebetulan berwarna pink.
Di Sumedang, Risma langsung mengunjungi para keluarga korban longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat.
Risma menerobos rintik hujan dan mendatangi rumah-rumah korban longsor Minggu (10/1) malam lalu. Risma berusaha menenangkan keluarga korban longsoran itu, sambil kemudian memberikan bantuan tunai masing-masing sebesar Rp 15 juta.
Risma bahkan menenangkan seorang ibu yang kehilangan suaminya akibat longsor tersebut.
“Ibu harus kuat. Ibu lihat saya. Kita harus percaya takdir. Suami Ibu insya Allah, mati syahid,”kata Risma, sambil mendekap ibu tersebut.
Selain bantuan dana tunai, Risma juga memberi bantuan lain untuk para korban. “Saya berharap kita bisa segera melakukan evakuasi, terutama bagi warga yang kondisinya rentan untuk terkena bencana susulan. Saya tadi melihat masih ada retakan-retakan di tebing,” kata Risma, menunjukkan bahwa dirinya cermat mengevaluasi kondisi.
Penulis: Deddy Haryadi