Jakarta, BIJAK
Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, BMKG melaksanakan Upacara Peringatan Hari Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (HMKG) yang ke-73, Selasa, (21/07) secara virtual. Tahun ini peringatan HMKG Ke-73 mengusung tema, “BMKG Cepat, Tepat, Akurat: Rakyat Selamat Sejahtera Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru”. Dalam upacara yang di hadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I-IV, serta perwakilan UPT BMKG di seluruh penjuru wilayah Indonesia ini dipimpin langsung oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Dalam sambutannya, Dwikorita Karnawati mengajak seluruh jajaran di BMKG untuk terus beroperasi menjalankan tugas dengan target capaian optimal meskipun masih menerapkan kombinasi sistem kerja work from home dan work from office. Hal itu merupakan bagian dari adaptasi baru di masa pandemi Covid-19.
“Dalam masa adaptasi kebiasaan baru ini BMKG dituntut segera melakukan perubahan kebiasaan hidup, bekerja dengan budaya baru, penggunaan teknologi digital, dan mempercepat cara kita beradaptasi dalam menghadapi semua itu,” kata Dwikorita.
Dwikorita juga menegaskan untuk tetap tidak lengah dalam menghadapi laju perubahan yang semakin cepat. Berdasarkan analisis, memasuki musim kemarau saat ini, 30% zona musim sudah mengalami kekeringan. Namun di berbagai daerah di Indonesia yang berada di wilayah khatulistiwa dan di utara khatulistiwa justru mengalami curah hujan yang tinggi dan ekstrem sehingga menyebabkan banjir dan longsor di beberapa lokasi. Untuk itu Dwikorita meminta kepada jajaran BMKG baik pusat atau daerah untuk tetap siaga.
“Di Kupang ada suatu daerah yang lebih dari 70 hari tidak hujan. Berarti sudah benar-benar mengalami kekeringan. Sebaliknya ada wilayah-wilayah di sekitar khatulistiwa yg mengalami banjir bandang. Untuk daerah yang sedang mengalami bencana mohon tetap terus intensifkan Virtual Crisis Center. Komunikasi pengolahan data, penyebarluasan data dan informasi dan konsultasi dengan pusat dan Balai dilakukan secara virtual,” imbuhnya.
Lebih lanjut, melalui peringatan Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika tahun ini, Dwikorita berharap dapat lebih menggelorakan semangat positif dalam upaya menjejakkan langkah awal penguatan BMKG 2020-2024. Perjuangan dalam penguatan BMKG sedang dirumuskan bersama dalam rangkaian rangkaian kebijakan untuk mempercepat tercapainya BMKG socio entrepreneur dan global.
“Salah satu cara dalam percepatan yang sedang akan kita kerjakan saat ini adalah dengan melakukan transformasi organisasi BMKG yang cerdas dan manajemen kualitas. Kedua poin tersebut saya kira yang akan menjadi motor penggerak utama dalam menjamin profesionalitas SDM BMKG dan akan menjadi rujukan internasional pada tahun 2024,” jelasnya.
Untuk menjadi organisasi BMKG yang cerdas, menurut Dwikorita, BMKG harus melakukan perampingan organisasi sesuai dengan arahan Kemenpan-RB. Dengan perampingan organisasi, jumlah anggaran yang cukup besar dapat dialokasikan untuk pengembangan kapasitas SDM BMKG untuk meningkatkan daya saing di level internasional.
“Dalam kesempatan ini kita harus terus mengembangkan kapasitas sumber daya manusia melalui tugas belajar, diklat, dan proses ini harus terus berjalan secara kontinyu untuk meningkatkan kapasitas SDM,” paparnya.
Untuk menunjang proses yang kontinyu tersebut, Pusat Pendidikan dan Latihan BMKG telah mencanangkan terobosan baru untuk menjadikan BMKG sebagai organisasi dan pribadi pembelajar melalui program BMKG Corporate University. Program ini merupakan sistem yang secara terus menerus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas SDM BMKG dan kemudian merumuskan training atau pembinaan apa saja yang harus dilakukan.
“Maka dengan rasa syukur, hari ini kita semua berada dalam kegiatan yang akan menjadi bagian sejarah bagi BMKG, khususnya dalam sistem pengembangan kompetensi. SDM kita tengah berada dalam jalur percepatan guna mencapai cita-cita organisasi untuk menjadi pemain global mewujudkan BMKG berkelas dunia,’ ucap Dwikorita.
Di akhir sambutannya, Dwikorita mengajak seluruh jajaran BMKG untuk menyambut era digital transformation. Transformasi ini tidak hanya sekedar menggunakan aplikasi mobile, atau melakukan kegiatan secara digital saja, tapi lebih mendasar dengan melakukan otomatisasi peralatan dengan sukses, akurat, tepat, dan cepat untuk mensukseskan program WMO Integrated Global Observing System (WIGOS).
“Perlu kita pahami bahwa digital transformation is not about technology, it is about strategy, leadership, and new way of thinking. Dengan potensi yang kita miliki, saya yakin sepenuhnya bahwa kita pasti bisa sukses menjalani transformasi ini,” tutup Dwikorita.
Editor : Deddy Haryadi