Langkah Mantap Akhmad Munir Menuju Puncak PWI: Dukungan 17 Provinsi dan Misi Persatuan
Jakarta ,BicaraJakarta.com –
Hujan deras yang mengguyur kawasan Gedung Dewan Pers, Jakarta, Senin malam (25/8), seakan menjadi saksi bisu langkah besar yang diambil Akhmad Munir. Malam itu, di tengah derasnya hujan, dokumen penting pencalonannya sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode 2025–2030 resmi diserahkan kepada panitia kongres.
Meski tak hadir secara langsung, Munir—akrab disapa Cak Munir—memastikan semua persyaratan pencalonan telah terpenuhi. Dua orang terdekatnya, Dar Edi Yoga dan Sumber Rajasa Ginting, datang mewakili. Mereka membawa setumpuk berkas yang tak hanya berisi dokumen administratif, tetapi juga harapan dari 17 PWI provinsi yang telah memberikan rekomendasi resmi dengan tanda tangan basah dan stempel sah.
“Dukungan 17 provinsi ini adalah amanah yang sangat besar. Saya akan menjaga kepercayaan ini untuk membangun PWI bersatu, solid, profesional, dan bermanfaat bagi komunitas serta ekosistem pers dan bangsa Indonesia,” ujar Munir dalam keterangan tertulisnya, penuh keyakinan.
Dukungan Mayoritas, Jalan Menuju Kursi Tertinggi
Dukungan dari 17 provinsi menempatkan Munir di posisi unggul. Dalam mekanisme kongres PWI, dukungan mayoritas berarti lebih dari 50 persen suara sah—modal penting menghadapi kongres yang akan digelar pada 29–30 Agustus 2025.
Munir bukan sosok baru di dunia jurnalistik. Sebagai Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, ia dikenal sebagai figur yang tenang, konsisten, dan memiliki visi jelas tentang masa depan pers. Tak heran jika langkahnya kali ini dipandang sebagai upaya untuk membawa PWI ke era baru yang lebih adaptif terhadap tantangan zaman.
Prosesi yang Penuh Simbol
Malam itu, penyerahan dokumen di Gedung Dewan Pers berlangsung sederhana namun sarat makna. Tim Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) Kongres PWI, yang terdiri atas Tubagus Adi, Raja Pane, Firdaus Komar, dan Diapari Sibatangkayu, menerima berkas dengan tangan terbuka.
“Terima kasih, dokumen sudah diterima dan akan diverifikasi oleh tim sembilan orang. Kami juga mengundang calon Ketua Umum PWI dan calon Ketua DK PWI untuk hadir dalam acara pra kongres pada 29 Agustus di BPPTIK Kominfo Digital, Cikarang, Jawa Barat,” kata Raja Pane, mewakili panitia.
Di hari yang sama, Atal S. Depari juga menyerahkan dokumen pencalonannya sebagai bakal calon Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat. Ini menandai dimulainya fase krusial menjelang kongres: tahap verifikasi, klarifikasi, dan konsolidasi suara.
Misi Besar: Persatuan dan Profesionalisme
Munir menyadari, jabatan Ketua Umum PWI bukan sekadar posisi prestisius, melainkan tanggung jawab besar. Di tengah tantangan industri media yang berubah cepat, mulai dari disrupsi digital hingga isu independensi pers, ia membawa misi persatuan dan profesionalisme.
“PWI harus menjadi rumah yang nyaman bagi semua jurnalis, tempat kita menjaga integritas dan meningkatkan kompetensi. Tidak boleh ada perpecahan, apalagi politik praktis yang memecah belah organisasi ini,” tegasnya dalam berbagai kesempatan sebelumnya.
Menjelang Kongres Penentu
Kongres PWI 2025 diharapkan menjadi momentum penting bagi masa depan organisasi wartawan terbesar di Indonesia. Selain memilih ketua umum baru, kongres ini akan menentukan arah kebijakan PWI lima tahun ke depan.
Dengan dukungan mayoritas dan visi yang jelas, Cak Munir kini berada di garis depan pertarungan menuju kursi tertinggi. Malam hujan di Dewan Pers mungkin hanya satu episode kecil dalam perjalanannya, tetapi bisa jadi itulah titik balik menuju sejarah baru bagi PWI.