Festival Pencak Silat Garda Budaya Nusantara di Jakarta Utara: Upaya Lestarikan Seni Tradisi
Jakarta , BicaraJakarta.com –
Festival Pencak Silat Seni Tradisi Garda Budaya Nusantara berlangsung meriah di PPSB Aki Tirem, Jalan Yos Sudarso No. 27-29, Jakarta Utara, pada Minggu (8/12/2024). Acara ini diselenggarakan oleh Forum Budaya Jakarta Pesisir (FBJP) bersama Sentra Garda Budaya Nusantara, dengan dukungan Bank DKI serta Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Utara.
Kegiatan ini diikuti oleh 187 siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai PAUD hingga SMA/SLTA, yang berasal dari 20 sanggar dan perguruan silat. Turut hadir dalam acara ini beberapa tokoh penting, di antaranya, Kasudin Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Utara, Cucu Rita Sary, Ketua Umum Sentra Garda Budaya Nusantara sekaligus Ketua DPW Jakarta Pelita Prabu, Drs. H. Nahrowi, M.Si, Ketua Forum Budaya Jakarta Pesisir, Husen Munir, ST, Ketua Umum Forum Pemred SMSI, Dar Edi Yoga.
Sambutan Penuh Inspirasi
Dalam sambutannya, Cucu Rita Sary, Kasudin Kebudayaan Jakarta Utara, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap festival ini. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga para peserta terus semangat berlatih, karena ini bisa menjadi bekal menuju jalur prestasi,” ujarnya.
Dar Edi Yoga menambahkan bahwa festival ini adalah bentuk pelestarian seni tradisi yang memiliki nilai budaya tinggi. “Setiap gerakan dalam pencak silat merupakan warisan yang sangat berharga. Ini adalah tanggung jawab kita untuk menjaganya,” katanya.
Ketua Forum Budaya Jakarta Pesisir, Husen Munir, menyatakan dukungan penuh terhadap pencalonan Drs. H. Nahrowi sebagai Ketua IPSI Jakarta Utara. “Saya yakin beliau akan membawa IPSI Jakarta Utara ke arah yang lebih baik,” ungkapnya dengan optimisme.
Drs. H. Nahrowi, dalam sambutannya, menyampaikan lima program unggulan jika terpilih sebagai Ketua IPSI Jakarta Utara:
1. Memajukan pencak silat sebagai warisan budaya, sekaligus mendorong generasi muda untuk mencintai seni tradisi.
2. Meningkatkan kesejahteraan perguruan melalui pengembangan UKM.
3. Mengadakan kejuaraan terjangkau bagi seluruh pesilat.
4. Mempererat silaturahmi antarperguruan melalui pertemuan rutin.
5. Menggandeng potensi wilayah dan CSR untuk memajukan IPSI dengan pendekatan kolaboratif.
Rangkaian Acara
Festival ini dibuka dengan tradisi palang pintu, disusul dengan pertunjukan seni tradisi pencak silat dan nayaga. Acara juga dimeriahkan dengan pembagian door prize berupa 10 pecing yang diundi di pertengahan acara.
Sebagai informasi tambahan, Sentra Garda Budaya Nusantara kini tengah memproduksi pecing yang dijual dengan harga terjangkau. Hal ini bertujuan membantu para perguruan untuk mendapatkan perlengkapan dengan mudah dan murah.
Festival ini menjadi momentum penting dalam menjaga eksistensi pencak silat sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, sekaligus membangun semangat generasi muda untuk mencintai dan melestarikan seni tradisi.