Berbincang Online Bersama Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru Kemendikbud

 

Jakarta, BIJAK

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru menggelar hala bihalal secara virtual (online) pada Senin 25 Mei 2020. Dengan mengangkat tema Film Indonesia What’s Nex?” Mengupas tuntas tentang produksi film, penayangan film, pembukaan bioskop serta bantuan pemerintah terhadap pelaku seni yang terdampak Covid-19.

Sejak dilantik akhir Januari 2020 menggantikan Pusbang Film, Kemendikbud RI sampai saat ini tidak dapat berbuat banyak.

“Usai dilantik negara kita bahkan dunia terserang wabah Covid 19. Meski demikian sesuai janji Presiden RI Joko Widodo, kami selaku Direktorat baru terus meningkatkan sisi pendidikan film melalui work shop, class meeting melalui online, musik, dan media baru dari hulu hingga hilir,” ujar Mahendra.

Mahendra juga menyoroti tentang UU No.39 tahun 2009 tentang Perfilman yang dianggap sudah tidak relevan.

“UU No. 39 tahun 2009 tentang Perfilman menurut saya sudah kurang releven saat ini, selaku Direktorat baru perlu memperkuat perizinan dan pengendalian, memperkuat distribusi dari film kita dan musik, agar sampai ke pelosok pelosok daerah,” ungkapnya.

Terkait pelaku seni yang terdampak Covid 19, Mahendra menambahkan akan mengalihkan anggaran kepada 38.011 orang pelaku seni yang terdata.

“Ada 38.011orang pelaku seni yang akan kita bantu dari peralihan anggaran di Direktorat, tapi pelaku seni bukan hanya pada pekerja film saja, bantuan juga untuk kepada pelaku dan pekerja seni lainnya,” terang Mahendra.

Menyambut The New Normal ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia Donny Syafriluddin merasa pesimis penonton akan kembali normal.

“Saat wabah ini ada 24 film yang tertunda penayangannya dan  penerapan PSBB masih mutlak diberlakukan bagi penonton. Pemakaian masker di bioskop menjadi wajib. Bioskop akan mengurangi kapasitas kursi per studio hingga 50 persen. Ini jelas berdampak pada omzet mereka. Dan sulit untuk mengejar targetan penonton satu juta dalam satu minggu,” ujarnya.

Sutradara muda Anggi Umbara menambahkan, saat ini sejumlah rumah produksi besar mulai merumahkan karyawan karena wabah membuat produksi film berhenti. Mandeknya produksi film dan tertundanya jadwal tayang membuat pemasukan merosot tajam.

Di sisi lain, rumah produksi kecil seperti yang didirikan Anggy Umbara bertahan hidup dari tabungan. “Kalau dua-tiga bulan ke depan masih begini- begini saja, bisa-bisa kami jual aset,” aku Anggi.

Sementara artis Putri Ayudya berharap wabah Pandemi Covid-19 bisa segera berakhir, sehingga insan film bisa kembali bekerja dan industri film kembali menggeliat.

“Kira berdoa bareng- bareng, biar wabah Pandemi Covid 19 segera berakhir. Biar kita bisa bekerja kembali,” imbuh Putri Ayudya. Hadir juga dalam diskusi ketua DPO PPFI, H. Firman Bintang, Anggota LSF Noorca M. Massardi.

Penulis: Deddy Haryadi

Jasa Kelola Website

Tinggalkan Balasan

Kuliah di Turki